Planning Pembukaan Bidan Praktek Swasta (BPS)

Hal pertama sebelum membuka Bidan Praktek Swasta adalah saya harus berkomitmen…Yaa komitmen adalah hal yang sangat penting dalam membuka usaha, karena sukses tidaknya suatu usaha itu adalah tergantung dari komitmen kita sebagai yang punya usaha, apakah kita ingin usaha kita itu maju atau begitu-begitu aja. dan satu hal lagi adalah semangat pantang menyerah, soalnya dalam membuka usaha gak akan selamanya untung terus pasti akan ada yang namanya jatuh atau rugi, nah disaat-saat itulah mental dan semangat diperlukan, tapi percayalah Allah SWT akan merubah nasib umatnya yg mau berusaha dan bekerja keras. Persiapan Alat-alat Alat-alat disini bisa bermacam-macam, dari mulai alat-alat penunjang di tempat praktek seperti tempat tidur, meja, kursi, dispenser, TV, lemari, kipas angin, tempat sampah, ember dll. Alat-alat yang lain adalah : I. Perlengkapan Ruang Pemeriksaan 1. Tensimeter 2. Stetoskop Biasa 3. Stetoskop Bidan / Funandoskop 4. Timbangan Dewasa 5. Timbangan Bayi 6. Bak sarung tangan steril 7. Sarung tangan steril 8. Bak kapas lisol (desinfektan sejenis) steril 9. Kapas, kasa, kapas lidi (secukupnya) 10. Waskom 11. Piala Ginjal (Nierbeken) 12. Termometer Badan 13. Spekulum Vagina 14. Reagensia Antiseptik (secukupnya) 15. Perlengkapan Kedaruratan : a. Alat Pertolongan Pertama pada kecelakaan b. Spuit disposible 5 cc/ 2,5 cc c. Obat suntik kedaruratan (ditentukan puskesmas) 16. Buku Catatan Kasus (BK. Register Persalinan) a.Kartu Pasien (Secukupnya) b.Buku Laporan Berkala II. Perlengkapan Ruang Persalinan A. Set Persalinan yang siap pakai (steril) 1. Kain Steril (50 x 50 cm) 2. Sarung tangan steril 3. Penjepit tali pusat 4. Gunting episotomi & tali pusat 5. Tali pengikat tali pusat 6. Penghisap Lendir Bayi 7. Termometer Badan 8. Kateter (Nelaton) 9. Kasa, kapas, kapas lidi (secukupnya) 10. Reagensia antiseptik mata, tali pusat B. Set Jahit Episiotomi (Perincum) yang siap pakai 1. Kain Steril (50 x 50 cm) 2. Sarung tangan steril 3. Pemegang jarum bedah (Nalpuder) 4 Jarum Otot 5. Jarum kulit 6. Penjepit (pinset bedah) 7. Gunting (plester, benang,episiotomi) 8. Kartu M.K.B 9. Kartu Partograf 10. Kartu Persetujuan (Informed Consent) 11. Benang otot (cutgut) C. Set Suntikan Fasilitas penunjang lain yang akan saya sediakan dan sebagai jaminan pelayanan, adalah: 1.Pelayanan yang berkualitas 2.Terdapat Baby Spa & Message 3.Ruang senam ibu hamil yang nyaman 4.Mushola 5.Karyawan yang terdidik 6.Karyawan yang baik, ramah dan sopan santun 7.Biaya menyesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat setempat 8.Selalu menjaga kebersihan ruangan 9.Dalam pelayanan tidak membeda-bedakan status social 10.Selalu berpakaian menarik 11.Bekerjasama dengan dukun didaerah sekitar dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan & dukun dialih fungsikan dari penolong persalinan menjadi mitra dalam perawatan bayi atas didikan saya. 12.Dan membuat kesepakatan dimana dukun akan selalu merujuk ke bidan apabila ada ibu hamil & akan melahirkan dengan system bagi hasil 65% untuk bidan dan 35% untuk dukun.

Manfaat Analisis SWOT dalam Perencanaan Mutu

ANALISIS SWOT Secara umum, analisis SWOT pada tiap media massa dapat dilakukan, diterangkan dibawah ini: a. Strengths (Kekuatan/Kelebihan)  Tersedia dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat  Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana perencanaan mutu  Adanya promosi yang dapat dilakukan b. Weakness (Kelemahan/Kekurangan)  Pelayanan terhadap masyarakat  Mutu/kualitas sebagian Sumber Daya Manusia  Belum optimalnya fungsi perencanaan mutu  Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap perencanaan mutu c. Opportunities (Peluang/Kesempatan)  Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat  Adanya dukungan pemerintah  Adanya dunia usaha/industri yang bersedia bekerjasama  Kebutuhan masyarakat terhadap informasi d. Threats (Ancaman)  Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung kerja media  Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat secara finansial  Belum mempunyai dukungan dari pemerintah yang otoriter  Image sebagian masyarakat bahwa media tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik Analisis SWOT merupakan salah satu analisis pilihan (strategic chice) yang sudah sangat populer. Dalam bahan ini, analisis SWOT akan digunakan sebagai instrument analisis yang dapat memakai instrumen lain yang lebih sesuai atau memadai dengan lokus-lokus yang telah ditentukan dalam simulasi. Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut di atas: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang. Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat beroperasi. Ini adalah dua variable kunci dalam membangun atau mengembangkan strategi jangka panjang institusi mampau mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya tariknya bagi para pelanggan. Jika pengujian tersebut dipadukan dengan pengaduan visi dan nilai, maka akan ditemukan sebuah identitas yang berbeda dari para pesaingnya. Begitu sebuah identitas disitingtif mampu dikembangkan dalam sebuah proses perencanaan mutu, maka karakteristik mutu dalam perencanaan tersebut akan menjadi lebih mudah diidentifikasi. Kemudian perlu adanya suatu strategi yang dapat meningkatkan kualitas, pelayanan, ataupun tingkat kepercayaan masyarakat (pasien). Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Tidak ada strategi yang terbaik bagi suatu perusahaan sebab setiap perencanaan mutu harus menyusun strategi menurut kompetensi inti yang dipunyai untuk mencapai tujuan. Bahkan dalam suatu perencanaan mutu, strategi yang berbeda dibutuhkan untuk perencanaan yang dimiliki agar unggul dalam persaingan. Kesimpulan: Jadi, Dengan analisis SWOT ini kita dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan atau potensi kita menjadi seorang bidan. sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin sesuai standar pelayanan kebidanan dan kita juga dapat meminimalisir terjadinya kerugian antara kita dan pasien.

Pengertian Mutu Pelayanan Kebidanan


MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
A.    DEFINISI MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna. Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam memberikan kepuasan pada pengguna layanan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.

B.     STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.
Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya :
  • Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
  • Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
·         Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).
Jenis standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur program menjaga mutu, dan peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :
1.      Standar persyaratan minimal
Adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :
·         Standar masukan
Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana sarana,peralatan, dana (modal).
·         Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistem manajemen yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana.
·         Standar proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.
·         Standar keluaran
Adalah yang menunjuk pada penampilan (performance) pelayanan kesehatan. Penampilan ada 2 macam :
ü  Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan
ü  Penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan
Bila kedua standar pelayan ini tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka pelayanan tidak akan bermutu
2.      Standar penampilan minimal
Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance).
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan perlu segera diperbaiki.
Ruang lingkup Standar Pelayanan Kebidanan :
1.      Standar Pelayanan umum (2)
Standar 1   :  Persiapan untuk kehidupan keluarga
Standar 2   : Pencatatan dan pelaporan
2.      Standar Pelayanan Antenatal (6)
Standar 3   :  Identifikasi ibu hamil
Standar 4   : Pemeriksaan dan pemantauan
Standar 5   : Palpasi abdominal
Standar 6   : Pengelolaan anemia pada ibu hamil
Standar 7   : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar 8   : Persiapan persalinan
3.      Standar Pelayanan Persalinan (4)
Standar 9   : Asuhan persalinan kala I
Standar 10 :  Persalinan kala II yang aman
Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif persalinan kala III
Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
4.      Standar Pelayanan Nifas (3)
Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan
Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pad masa nifas
5.      Standar Pelayanan kegawatdaruratan obstetri-neonatal (9)
Standar 16 : Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III
Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia
Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partus lama/ macet
Standar 19 : Persalinan dengan menggunakan vacum ekstraktor
Standar 20 : Penanganan retensio plasenta
Standar 21 : Perdarahan perdarahan postpartum primer
Standar 22 : Penanganan perdarahan postpartum sekunder
Standar 23 : Penanganan sepsis puerperalis
Standar 24 : Penanganan asfiksia neonatorum

Pentingnya Mutu Pelayanan Kebidanan Masa Kini

PENTINGNYA MUTU PELAYANAN KEBIDAN MASA KINI

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Untuk melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan dapat menggunakan indikator. Indikator adalah tolak ukur yang menunjukkan tercapai tidaknya suatu standar pelayanan kesehatan, dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau suatu daftar tilik.
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Daftar tilik berisi daftar kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dan sebagainya.
Ada beberapa cara penilaian mutu pelayanan kebidanan :
1.      Berdasar konsep siklus PDCA
·         P = Plan
Yaitu merencanakan perubahan atau pengujian (bernilai terbaik). Merencanakan perbaikan dan pengumpulan data secara berkesinambungan:
ü  Apa yang diperbaiki
ü  Siapa yang terlibat
ü  Kapan dilaksanakan
ü  Dimana dilaksanakan
ü  Bagaimana caranya
ü  Ke arah mana goalnya
·         D = Do
Yaitu melaksanakan perubahan atau pengujian (sesuai standar terkini). Melaksanakan perubahan berdasarkan rencana yang ditetapkan :
ü  Siapa yang melaksanakan perubahan
ü  Kapan dilaksanakan perubahan
ü  Sarana apa saja yang dibutuhkan
ü  Bagaimana mekanisme pelaksanaan
ü  Lokasi mana sebagai uji coba
·         C = Check
Yaitu mengamati pengaruh perubahan (berdasarkan penelitian). Mengamati pengaruh perubahan :
ü  Apa pelaksanaan telah sesuai rencana
ü  Apakah proses perubahan perlu perbaikan ditinjau dari klien
ü  Faktor apa yang mendukung
ü  Faktor apa yang menghambat
ü  Perubahan dari sisi mutu pelayanan
·         A = Action
Yaitu bertindak berdasarkan apa yang dipelajari. Bertindak berdasarkan hasil evaluasi dan lanjutan perbaikan proses :
ü  Melihat hasil dari Check
ü  Menetapkan mekanisme perubahan
ü  Menentukan protap terkini
ü  Menentukan sasaran perubahan
ü  Advokasi perubahan
ü  Penilaian berkelanjutan 
2.      Lihat daftar tilik
3.      Lihat sasaran penilaian
·         Observasi : dengan mengamati pada saat pelayanan atau uji kompetensi dengan model atau phantom.
·         Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman,dan sebagainya.
·         Dokumen  : melihat rekam medik, register, buku catatan.

4 Apr 2013

Planning Pembukaan Bidan Praktek Swasta (BPS)

Hal pertama sebelum membuka Bidan Praktek Swasta adalah saya harus berkomitmen…Yaa komitmen adalah hal yang sangat penting dalam membuka usaha, karena sukses tidaknya suatu usaha itu adalah tergantung dari komitmen kita sebagai yang punya usaha, apakah kita ingin usaha kita itu maju atau begitu-begitu aja. dan satu hal lagi adalah semangat pantang menyerah, soalnya dalam membuka usaha gak akan selamanya untung terus pasti akan ada yang namanya jatuh atau rugi, nah disaat-saat itulah mental dan semangat diperlukan, tapi percayalah Allah SWT akan merubah nasib umatnya yg mau berusaha dan bekerja keras. Persiapan Alat-alat Alat-alat disini bisa bermacam-macam, dari mulai alat-alat penunjang di tempat praktek seperti tempat tidur, meja, kursi, dispenser, TV, lemari, kipas angin, tempat sampah, ember dll. Alat-alat yang lain adalah : I. Perlengkapan Ruang Pemeriksaan 1. Tensimeter 2. Stetoskop Biasa 3. Stetoskop Bidan / Funandoskop 4. Timbangan Dewasa 5. Timbangan Bayi 6. Bak sarung tangan steril 7. Sarung tangan steril 8. Bak kapas lisol (desinfektan sejenis) steril 9. Kapas, kasa, kapas lidi (secukupnya) 10. Waskom 11. Piala Ginjal (Nierbeken) 12. Termometer Badan 13. Spekulum Vagina 14. Reagensia Antiseptik (secukupnya) 15. Perlengkapan Kedaruratan : a. Alat Pertolongan Pertama pada kecelakaan b. Spuit disposible 5 cc/ 2,5 cc c. Obat suntik kedaruratan (ditentukan puskesmas) 16. Buku Catatan Kasus (BK. Register Persalinan) a.Kartu Pasien (Secukupnya) b.Buku Laporan Berkala II. Perlengkapan Ruang Persalinan A. Set Persalinan yang siap pakai (steril) 1. Kain Steril (50 x 50 cm) 2. Sarung tangan steril 3. Penjepit tali pusat 4. Gunting episotomi & tali pusat 5. Tali pengikat tali pusat 6. Penghisap Lendir Bayi 7. Termometer Badan 8. Kateter (Nelaton) 9. Kasa, kapas, kapas lidi (secukupnya) 10. Reagensia antiseptik mata, tali pusat B. Set Jahit Episiotomi (Perincum) yang siap pakai 1. Kain Steril (50 x 50 cm) 2. Sarung tangan steril 3. Pemegang jarum bedah (Nalpuder) 4 Jarum Otot 5. Jarum kulit 6. Penjepit (pinset bedah) 7. Gunting (plester, benang,episiotomi) 8. Kartu M.K.B 9. Kartu Partograf 10. Kartu Persetujuan (Informed Consent) 11. Benang otot (cutgut) C. Set Suntikan Fasilitas penunjang lain yang akan saya sediakan dan sebagai jaminan pelayanan, adalah: 1.Pelayanan yang berkualitas 2.Terdapat Baby Spa & Message 3.Ruang senam ibu hamil yang nyaman 4.Mushola 5.Karyawan yang terdidik 6.Karyawan yang baik, ramah dan sopan santun 7.Biaya menyesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat setempat 8.Selalu menjaga kebersihan ruangan 9.Dalam pelayanan tidak membeda-bedakan status social 10.Selalu berpakaian menarik 11.Bekerjasama dengan dukun didaerah sekitar dengan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan & dukun dialih fungsikan dari penolong persalinan menjadi mitra dalam perawatan bayi atas didikan saya. 12.Dan membuat kesepakatan dimana dukun akan selalu merujuk ke bidan apabila ada ibu hamil & akan melahirkan dengan system bagi hasil 65% untuk bidan dan 35% untuk dukun.

21 Mar 2013

Manfaat Analisis SWOT dalam Perencanaan Mutu

ANALISIS SWOT Secara umum, analisis SWOT pada tiap media massa dapat dilakukan, diterangkan dibawah ini: a. Strengths (Kekuatan/Kelebihan)  Tersedia dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat  Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana perencanaan mutu  Adanya promosi yang dapat dilakukan b. Weakness (Kelemahan/Kekurangan)  Pelayanan terhadap masyarakat  Mutu/kualitas sebagian Sumber Daya Manusia  Belum optimalnya fungsi perencanaan mutu  Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap perencanaan mutu c. Opportunities (Peluang/Kesempatan)  Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat  Adanya dukungan pemerintah  Adanya dunia usaha/industri yang bersedia bekerjasama  Kebutuhan masyarakat terhadap informasi d. Threats (Ancaman)  Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung kerja media  Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat secara finansial  Belum mempunyai dukungan dari pemerintah yang otoriter  Image sebagian masyarakat bahwa media tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik Analisis SWOT merupakan salah satu analisis pilihan (strategic chice) yang sudah sangat populer. Dalam bahan ini, analisis SWOT akan digunakan sebagai instrument analisis yang dapat memakai instrumen lain yang lebih sesuai atau memadai dengan lokus-lokus yang telah ditentukan dalam simulasi. Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut di atas: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang. Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat beroperasi. Ini adalah dua variable kunci dalam membangun atau mengembangkan strategi jangka panjang institusi mampau mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya tariknya bagi para pelanggan. Jika pengujian tersebut dipadukan dengan pengaduan visi dan nilai, maka akan ditemukan sebuah identitas yang berbeda dari para pesaingnya. Begitu sebuah identitas disitingtif mampu dikembangkan dalam sebuah proses perencanaan mutu, maka karakteristik mutu dalam perencanaan tersebut akan menjadi lebih mudah diidentifikasi. Kemudian perlu adanya suatu strategi yang dapat meningkatkan kualitas, pelayanan, ataupun tingkat kepercayaan masyarakat (pasien). Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Tidak ada strategi yang terbaik bagi suatu perusahaan sebab setiap perencanaan mutu harus menyusun strategi menurut kompetensi inti yang dipunyai untuk mencapai tujuan. Bahkan dalam suatu perencanaan mutu, strategi yang berbeda dibutuhkan untuk perencanaan yang dimiliki agar unggul dalam persaingan. Kesimpulan: Jadi, Dengan analisis SWOT ini kita dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan atau potensi kita menjadi seorang bidan. sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin sesuai standar pelayanan kebidanan dan kita juga dapat meminimalisir terjadinya kerugian antara kita dan pasien.

14 Mar 2013

Pengertian Mutu Pelayanan Kebidanan


MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
A.    DEFINISI MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna. Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam memberikan kepuasan pada pengguna layanan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.

B.     STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.
Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya :
  • Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
  • Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
·         Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).
Jenis standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur program menjaga mutu, dan peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :
1.      Standar persyaratan minimal
Adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :
·         Standar masukan
Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana sarana,peralatan, dana (modal).
·         Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistem manajemen yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana.
·         Standar proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.
·         Standar keluaran
Adalah yang menunjuk pada penampilan (performance) pelayanan kesehatan. Penampilan ada 2 macam :
ü  Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan
ü  Penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan
Bila kedua standar pelayan ini tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka pelayanan tidak akan bermutu
2.      Standar penampilan minimal
Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance).
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan perlu segera diperbaiki.
Ruang lingkup Standar Pelayanan Kebidanan :
1.      Standar Pelayanan umum (2)
Standar 1   :  Persiapan untuk kehidupan keluarga
Standar 2   : Pencatatan dan pelaporan
2.      Standar Pelayanan Antenatal (6)
Standar 3   :  Identifikasi ibu hamil
Standar 4   : Pemeriksaan dan pemantauan
Standar 5   : Palpasi abdominal
Standar 6   : Pengelolaan anemia pada ibu hamil
Standar 7   : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar 8   : Persiapan persalinan
3.      Standar Pelayanan Persalinan (4)
Standar 9   : Asuhan persalinan kala I
Standar 10 :  Persalinan kala II yang aman
Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif persalinan kala III
Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
4.      Standar Pelayanan Nifas (3)
Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan
Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pad masa nifas
5.      Standar Pelayanan kegawatdaruratan obstetri-neonatal (9)
Standar 16 : Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III
Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia
Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partus lama/ macet
Standar 19 : Persalinan dengan menggunakan vacum ekstraktor
Standar 20 : Penanganan retensio plasenta
Standar 21 : Perdarahan perdarahan postpartum primer
Standar 22 : Penanganan perdarahan postpartum sekunder
Standar 23 : Penanganan sepsis puerperalis
Standar 24 : Penanganan asfiksia neonatorum

Pentingnya Mutu Pelayanan Kebidanan Masa Kini

PENTINGNYA MUTU PELAYANAN KEBIDAN MASA KINI

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Untuk melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan dapat menggunakan indikator. Indikator adalah tolak ukur yang menunjukkan tercapai tidaknya suatu standar pelayanan kesehatan, dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau suatu daftar tilik.
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Daftar tilik berisi daftar kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dan sebagainya.
Ada beberapa cara penilaian mutu pelayanan kebidanan :
1.      Berdasar konsep siklus PDCA
·         P = Plan
Yaitu merencanakan perubahan atau pengujian (bernilai terbaik). Merencanakan perbaikan dan pengumpulan data secara berkesinambungan:
ü  Apa yang diperbaiki
ü  Siapa yang terlibat
ü  Kapan dilaksanakan
ü  Dimana dilaksanakan
ü  Bagaimana caranya
ü  Ke arah mana goalnya
·         D = Do
Yaitu melaksanakan perubahan atau pengujian (sesuai standar terkini). Melaksanakan perubahan berdasarkan rencana yang ditetapkan :
ü  Siapa yang melaksanakan perubahan
ü  Kapan dilaksanakan perubahan
ü  Sarana apa saja yang dibutuhkan
ü  Bagaimana mekanisme pelaksanaan
ü  Lokasi mana sebagai uji coba
·         C = Check
Yaitu mengamati pengaruh perubahan (berdasarkan penelitian). Mengamati pengaruh perubahan :
ü  Apa pelaksanaan telah sesuai rencana
ü  Apakah proses perubahan perlu perbaikan ditinjau dari klien
ü  Faktor apa yang mendukung
ü  Faktor apa yang menghambat
ü  Perubahan dari sisi mutu pelayanan
·         A = Action
Yaitu bertindak berdasarkan apa yang dipelajari. Bertindak berdasarkan hasil evaluasi dan lanjutan perbaikan proses :
ü  Melihat hasil dari Check
ü  Menetapkan mekanisme perubahan
ü  Menentukan protap terkini
ü  Menentukan sasaran perubahan
ü  Advokasi perubahan
ü  Penilaian berkelanjutan 
2.      Lihat daftar tilik
3.      Lihat sasaran penilaian
·         Observasi : dengan mengamati pada saat pelayanan atau uji kompetensi dengan model atau phantom.
·         Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman,dan sebagainya.
·         Dokumen  : melihat rekam medik, register, buku catatan.
 

Indah Twit Twit Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez